Jumat, 26 Juni 2009

Mewaspadai Pengertian "Perancangan Cerdas"

*

Di Amerika Serikat pada paruh kedua tahun 1980-an, sebuah teori yang dikenal sebagai "intelligent design" [perancangan cerdas] dimunculkan untuk melawan teori evolusi, dengan menyatakan bahwa semua makhluk hidup muncul menjadi ada bukan melalui ketidaksengajaan–seperti yang dikemukakan Darwin—melainkan hasil dari "perancangan cerdas".

Akan tetapi, pendukung gerakan ini tidak secara terbuka menyatakan bahwa Allah-lah, Tuhan semesta alam, Yang menciptakan seluruh makhluk hidup.

Dalam menjelaskan gagasan tersebut, Michael Behe, salah satu di antara para pendukungnya yang terkemuka, mengatakan,"Teori perancangan cerdas bukanlah pemikiran yang didasarkan agama, walaupun orang-orang taat yang menentang pengajaran evolusi menukilnya dalam pendapat mereka..." (lihat "Design for Living," New York Times , 7 Februari 2005).

Tak seorang Muslim pun akan pernah berkata, "Ada Perancangan Cerdas"
sebagai ganti "Allah Menciptakan"

Ada juga para pendukung teori "perancangan cerdas" di Turki. Akan tetapi perlu diperhatikan di sini, dalam mempertahankan teori ini, mereka berupaya meniru pola yang dipakai oleh rekan-rekan di Barat mereka, dan berhati-hati menghindari apa pun yang merujuk kepada nama Allah.

Sebagai ganti mengatakan, "Allah menciptakan seluruh alam semesta dan segala sesuatu di dalamnya, yang hidup maupun tak hidup" dalam penjelasan mereka, mereka terpaksa menggunakan ungkapan yang tidak jelas semisal "Terdapat sebuah perancangan cerdas [ intelligent design ] di alam semesta"—sehingga menimbulkan kesan bahwa mereka sengaja menghindari penyebutan nama Allah.

Tentu saja, tidak ada yang aneh jika orang selain muslim, ateis, atau sebagian filsuf menggunakan ungkapan seperti itu.

Akan tetapi, tidaklah dapat diterima bagi siapa pun yang menyatakan dirinya Muslim untuk tetap mengelak mengatakan, "Allah menciptakan" dan sebagai gantinya menggunakan istilah "Suatu kekuatan menciptakan ..." atau "hasil karya perancangan cerdas". Itu adalah pendekatan yang tidak akan diambil orang Muslim, sebab hal itu berarti, "Saya tidak ingin mengatakan 'Allah', maksud saya 'Ada suatu kekuatan, dan ada sebuah perancangan cerdas'," Dan tidak ada sesuatu pun di dalamnya yang sejalan dengan Islam dan Al Qur'an.

Menghindari mengatakan "Allah menciptakan segala sesuatu," dan "Segala sesuatu muncul menjadi ada karena Allah, Tuhan Semesta Alam, berfirman 'Jadilah!'," dan sekedar merujuk pada "suatu perancangan cerdas di alam semesta" hanya mungkin dihasilkan oleh pola pikir yang kurang memiliki keimanan hakiki terhadap keberadaan Allah.

Bahkan anak-anak di sekolah dasar tahu bahwa Allah-lah, dan bukan "perancangan cerdas," Yang menciptakan langit, rusa , ikan, kambing, apel, pisang, anggur, dan jeruk.

Selain Allah, Merujuk ke Siapakah Ungkapan-Ungkapan Seperti "Perancangan Cerdas"
Dan "Kekuatan Cerdas"?

Mengemukakan pendapat tentang "perancangan cerdas," sementara mengacuhkan keberadaan Allah (Dia benar-benar jauh lebih sempurna dari pengertian itu), sungguh sangat tidak beralasan dan tidak masuk akal.

Setelah merenung sesaat, siapa pun yang berakal sehat dan berhati nurani akan memahami bahwa jika kesempurnaan di alam semesta tampak seakan telah dirancang, maka Pencipta dari kesempurnaan itu tiada lain kecuali Allah.

Dia akan menyaksikan bahwa seluruh wujud di jagat raya, hidup atau tak hidup, adalah perwujudan dari kearifan, pengetahuan, kekuatan, dan keahlian mencipta Allah yang tak terbatas.

Alhasil, dia akan mengatakan, "Allah ada, Allah menciptakan" dan bukannya "Terdapat perancangan cerdas," atau "Ada sebuah kekuatan cerdas."

Seperti yang kita ketahui, para penyembah berhala di Mekah pra-Islam memberikan nama-nama Allah untuk patung-patung yang mereka pahat dari batu dan kayu lalu menjadikannya berhala mereka.

Mereka berkeyakinan bahwa berhala-berhala ini –yang mereka beri nama al-Lat, Manat dan al-‘Uzza –telah menciptakan mereka, memenuhi kebutuhan mereka dan memiliki kekuatan melindungi mereka. Singkatnya, mereka menyekutukan Allah dengan menyandangkan sifat-sifat-Nya pada berhala-berhala itu.

Mirip dengan hal tersebut, saat ini sebagian orang mencoba mengalihkan orang lain dari beriman kepada Allah dengan menetapkan sifat-sifat mulia-Nya pada pengertian-pengertian umum yang tidak nyata seperti "perancangan cerdas" dan "kekuatan cerdas". Hal ini pada hakikatnya sama dengan mengambil berhala bernama Perancangan Cerdas.

Al Qur'an memberitahu kita hal berikut tentang sikap para penyembah berhala ini:

Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu mengada-adakannya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan apa pun untuk (menyembah)nya. Mereka hanya mengikuti dugaan, dan apa yang diingini oleh keinginannya. Padahal sungguh, telah datang petunjuk dari Tuhan mereka. (QS. An Najm, 53:23)

Para Freemason, dengan pola pikir yang sama, menegaskan dalam tulisan mereka bahwa suatu "kekuatan mutlak" atau "sebuah kesadaran" mengatur alam semesta, tapi apa yang mereka rujuk sama sekali bukanlah Allah (Mahasuci Allah).

Jelas sekali, para penganut "perancangan cerdas" menggunakan pola pikir yang tepat sama dengan yang ada pada pernyataan-pernyataan Masonik.

Allah Tidak Butuh Membuat Sebuah Rancangan Untuk Mencipta

Mesti dipahami bahwa Allah, Penguasa langit dan Bumi, tidak butuh membuat rancangan untuk mencipta. Allah jauh dari seluruh ketidaksempurnaan semacam itu.

Kesempurnaan dalam ciptaan Allah mungkin dapat diungkapkan dalam istilah seperti "sebuah kesempurnaan yang seakan telah dirancang," tapi sampai di situ saja.

Cukup bagi Allah berkata "Jadilah!" agar benda atau peristiwa apa pun terjadi sebagaimana Dia kehendaki.

Dalam ayat-ayat hal tersebut dinyatakan bahwa:

Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" maka jadilah sesuatu itu. (QS. Yaasiin, 36:82)

(Allah) Pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" maka jadilah sesuatu itu. (QS. 2:117)

Pernyataan-Pernyataan "Perancangan Cerdas" Dapat Membahayakan Orang-Orang
Yang Memiliki Kecenderungan Tulus kepada Agama

Saat ini, di abad ke-21, seluruh dunia secara cepat tengah meninggalkan pandangan material dan ateis.

Hari demi hari, semakin dipahami bahwa teori evolusi tidaklah ilmiah, tidak masuk akal, dan tidak absah; dan ada sebuah kecenderungan ke arah keimanan yang tulus kepada Allah.

Salah satu dari contoh-contoh paling jelas adalah Anthony Flew, ilmuwan terkenal yang membaktikan seluruh hidupnya untuk mendukung ateisme. Dalam sebuah wawancara beberapa bulan yang lalu. Flew mengumumkan bahwa dia telah meninggalkan ateisme dan sekarang percaya kepada Allah.

Dengan cara serupa, banyak ilmuwan, seniman, dan politikus juga telah menyatakan ketertarikan dan keingintahuan mereka tentang Al Qur'an.

Dengan demikian, tentunya istilah seperti "perancangan cerdas," yang jauh dari ketulusan dan kesadaran tentang Islam, dapat memiliki pengaruh yang tidak baik terhadap orang-orang berkecenderungan tulus untuk beriman. Pernyataan tertutup dan tidak jelas semacam ini dapat mengarahkan mereka yang berkecenderungan agamis untuk terperosok ke dalam keraguan dan ketidaktetapan dalam berpendirian, kebingungan dan kekacauan jiwa.

"Perancangan Cerdas" Adalah Sebuah Tipu Daya Setan Lainnya

Dalam menolak sebuah pernyataan keliru seperti evolusi, seseorang haruslah sangat berhati-hati untuk tidak masuk perangkap setan lainnya. Salah satu tujuan utama setan adalah mencegah pengakuan terhadap Allah dengan cara apa pun yang mungkin, dan menjadikan manusia acuh dari mengingat-Nya.

Ada orang-orang yang belum mampu ditipu oleh setan melalui pemikiran evolusi. Tapi jika dia dapat mengalihkan mereka ke arah yang lain, seperti "perancangan cerdas" dia akan mencapai tujuannya lagi, dalam memalingkan manusia dari mengingat Allah.

Cara bagaimana setan berhasil tampil dengan mengatasnamakan kebenaran dan menyebabkan manusia menyimpang dengan cara menghalangi kebenaran diungkap dalam Al Qur'an:

(Iblis) menjawab, "Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur." (QS. Al A'raaf, 7:16-17)

Sepatutnya diketahui bahwa meruntuhkan teori evolusi dan menyingkap pola pikir "kebetulan" sebagai tidak absah, keduanya menunjukkan keberadaan Allah, Pencipta segala sesuatu, dan bukan "perancangan cerdas."

Untuk mengatakan, "Jika evolusi tidak ada, maka terdapat perancangan cerdas" tidaklah lebih dari mengambil berhala palsu lainnya untuk menggantikan evolusi.

Yang Patut Bagi Seorang Muslim Adalah Mengikuti Jalan Para Nabi dan Rasul
Sebagaimana Yang Tertulis di dalam Al Qur'an

Muslim tidak diwajibkan mengikuti ilmuwan ini atau gerakan ilmiah itu, melainkan para nabi dan rasul yang disebut Al Qur'an sebagai suri teladan, dan mengikuti contoh orang-orang yang diberkahi ini.

Ketika menyampaikan risalah mereka, para nabi di sepanjang zaman menggunakan cara berbicara yang sangat terang, jelas, dan mudah dipahami. Semuanya menyampaikan pesan mereka dengan benar-benar jelas tentang keberadaan dan keesaan Allah, bahwa tiada Tuhan kecuali Allah, dan bahwa Dia menciptakan segala sesuatu; dan mereka menyeru manusia agar menyembah Allah saja. Ketika mendakwahkan pesan tersebut, tak seorang pun dari mereka yang berhenti menyebut berulang kali nama Allah secara berani dan terbuka.

Sejumlah ayat yang menjelaskan sifat-sifat para nabi ini adalah sebagaimana berikut:

Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, (karena) tidak ada tuhan (yang berhak disembah) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?" (QS. Al Mu'minuun, 23:23)

Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika dia berkata kepada kaumnya, "Sembahlah Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. Al Ankabuut, 29:16)

[Yusuf berkata:] Wahai kedua penghuni penjara! Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu atau Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa? Apa yang kamu sembah selain Dia, hanyalah nama-nama yang kamu buat-buat, baik oleh kamu sendiri maupun oleh nenek moyangmu. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang hal (nama-nama) itu. Keputusan itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Yusuf, 12:39-40)

Ketika saudara mereka Lut berkata kepada mereka, "Mengapa kamu tidak bertakwa? Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. (QS. Asy Syu'araa', 26:161-163)

Dan kepada penduduk Madyan, Kami (utus) Syu'aib, saudara mereka sendiri. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia ..." (QS. Al A'raaf, 7:85)

[Isa berkata:] Sungguh, Allah, Dia Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Ini adalah jalan yang lurus." (QS. Az Zukhruf, 43:64)

Sebagaimana telah kita ketahui, tak seorang nabi pun yang disebut dalam Al Qur'an menyampaikan isyarat tentang pengertian seperti "perancang cerdas". Masing-masing dari mereka secara jelas menyatakan perintah Allah dengan menyebut nama-Nya Yang Agung.

Adalah wajib atas semua Muslim yang mengikuti jalan Al Qur'an dan Nabi tercinta kita Muhammad (saw) untuk menjadikan para nabi sebagai petunjuk, dan nilai-nilai akhlaq mulia, sikap teladan, serta cara bertutur mereka sebagai panutan.

LEBAH MADU

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia," kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An Nahl, 16:68-69)

Madu dihasilkan dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada kebutuhan lebah. Jelaslah bahwa minuman berkhasiat obat ini diciptakan agar bermanfaat bagi manusia.

Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia, tetapi sedikit sekali manusia yang menyadari sifat-sifat luar biasa dari sang penghasilnya, yaitu lebah madu.

Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalah sari madu bunga (nektar), yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh karena itulah, lebah mencampur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan cairan khusus yang dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru -yaitu madu- dan menyimpannya untuk musim dingin mendatang.

Sungguh menarik untuk dicermati bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya mereka butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kita adalah: mengapa lebah tidak menghentikan pembuatan dalam jumlah berlebih ini, yang tampaknya hanya membuang-buang waktu dan tenaga? Jawaban untuk pertanyaan ini tersembunyi dalam kata "wahyu [ilham]" yang telah diberikan kepada lebah, seperti disebutkan dalam ayat tadi.

Lebah menghasilkan madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayani manusia; sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak membutuhkannya dan sapi yang menghasilkan susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.

Pengaturan Yang Luar Biasa Dalam Sarang Lebah

Kehidupan lebah di sarang dan pembuatan madunya sangatlah menakjubkan. Tanpa membahas terlalu terperinci, marilah kita amati ciri-ciri utama "kehidupan masyarakat" lebah. Lebah harus melaksanakan banyak "tugas" dan mereka mengatur semua ini dengan pengaturan yang luar biasa.

Rancangan segienam dari petak-petak sarang lebah memungkinkan penyimpanan madu dalam jumlah terbanyak dengan bahan baku pembuatan sarang, yakni lilin, dalam jumlah paling sedikit. Lebah hanyalah serangga berukuran 1-2 cm dan ia melakukan perhitungan itu dengan apa yang telah diilhamkan Tuhannya.

Pengaturan kelembapan dan pertukaran udara: Kelembapan sarang, yang membuat madu memiliki tingkat keawetan yang tinggi, harus dijaga pada batas-batas tertentu. Pada kelembapan di atas atau di bawah batas ini, madu akan rusak serta kehilangan keawetan dan gizinya. Begitu juga, suhu sarang haruslah 35 derajat celcius selama sepuluh bulan pada tahun tersebut. Untuk menjaga suhu dan kelembapan sarang ini pada batas tertentu, ada kelompok khusus yang bertugas menjaga pertukaran udara.

Jika hari panas, terlihat lebah sedang mengatur pertukaran udara di dalam sarang. Jalan masuk sarang dipenuhi lebah. Sambil menempel pada kayu, mereka mengipasi sarang dengan sayap. Dalam sarang yang baku, udara yang masuk dari satu sisi terdorong keluar pada sisi yang lain. Lebah pengatur pertukaran udara yang lain bekerja di dalam sarang, mendorong udara ke semua sudut sarang.

Perangkat pertukaran udara ini juga bermanfaat melindungi sarang dari asap dan pencemaran udara.

Penataan kesehatan: Upaya lebah untuk menjaga mutu madu tidak terbatas hanya pada pengaturan kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat jaringan pemeliharaan kesehatan yang sempurna untuk mengendalikan segala peristiwa yang mungkin menimbulkan berkembangnya bakteri. Tujuan utama penataan ini adalah menghilangkan zat-zat yang mungkin menimbulkan bakteri. Prinsipnya adalah mencegah zat-zat asing memasuki sarang. Untuk itu, dua penjaga selalu ditempatkan pada pintu sarang. Jika suatu zat asing atau serangga memasuki sarang walau sudah ada tindakan pencegahan ini, semua lebah bertindak untuk mengusirnya dari sarang.

Kehidupan lebah di dalam sarang serta pembuatan madu oleh mereka sangatlah menakjubkan. Lebah melakukan banyak "pekerjaan" dan mereka berhasil melakukannya dengan baik melalui pengaturan (pengorganisasian) yang luar biasa.

Untuk benda asing yang lebih besar yang tidak dapat dibuang dari sarang, digunakan cara pertahanan lain. Lebah membalsam benda asing tersebut. Mereka menghasilkan suatu zat yang disebut "propolis" (yakni, getah lebah) untuk pembalsaman. Getah lebah ini dihasilkan dengan cara menambahkan cairan khusus yang mereka keluarkan dari tubuh kepada getah yang dikumpulkan dari pohon-pohon seperti pinus, hawwar, dan akasia. Getah lebah juga digunakan untuk menambal keretakan pada sarang. Setelah ditambalkan pada retakan, getah tersebut mengering ketika bereaksi dengan udara dan membentuk permukaan yang keras. Dengan demikian, sarang dapat bertahan dari ancaman luar. Lebah menggunakan zat ini hampir dalam semua pekerjaan mereka.

Sampai di sini, berbagai pertanyaan muncul dalam pikiran. Propolis mencegah bakteri apa pun hidup di dalamnya. Ini menjadikan propolis sebagai zat terbaik untuk pembalsaman. Bagaimana lebah mengetahui bahwa zat tersebutlah yang terbaik? Bagaimana lebah menghasilkan suatu zat, yang hanya bisa dibuat manusia dalam laboratorium dan menggunakan teknologi, serta dengan pemahaman ilmu kimia? Bagaimana mereka mengetahui bahwa serangga yang mati dapat menimbulkan tumbuhnya bakteri dan bahwa pembalsaman akan mencegah hal ini?

Sudah jelas lebah tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang ini, apalagi laboratorium. Lebah hanyalah seekor serangga yang panjangnya 1-2 cm dan ia melakukan ini semua dengan apa yang telah diilhamkan Tuhannya.




Sikap Memaafkan dan Manfaatnya bagi Kesehatan

Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan:

Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS. Al Qur’an, 7:199)

Dalam ayat lain Allah berfirman: "...dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An Nuur, 24:22)

Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur'an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik:

... dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14)

Juga dinyatakan dalam Al Qur'an bahwa pemaaf adalah sifat mulia yang terpuji. "Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia." (Qur'an 42:43) Berlandaskan hal tersebut, kaum beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur'an, "...menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain." (QS. Ali ‘Imraan, 3:134)

Para peneliti percaya bahwa pelepasan hormon stres, kebutuhan oksigen yang meningkat oleh sel-sel otot jantung, dan kekentalan yang bertambah dari keeping-keping darah, yang memicu pembekuan darah menjelaskan bagaimana kemarahan meningkatkan peluang terjadinya serangan jantung. Ketika marah, detak jantung meningkat melebihi batas wajar, dan menyebabkan naiknya tekanan darah pada pembuluh nadi, dan oleh karenanya memperbesar kemungkinan terkena serangan jantung.

Pemahaman orang-orang beriman tentang sikap memaafkan sangatlah berbeda dari mereka yang tidak menjalani hidup sesuai ajaran Al Qur'an. Meskipun banyak orang mungkin berkata mereka telah memaafkan seseorang yang menyakiti mereka, namun perlu waktu lama untuk membebaskan diri dari rasa benci dan marah dalam hati mereka. Sikap mereka cenderung menampakkan rasa marah itu. Di lain pihak, sikap memaafkan orang-orang beriman adalah tulus. Karena mereka tahu bahwa manusia diuji di dunia ini, dan belajar dari kesalahan mereka, mereka berlapang dada dan bersifat pengasih. Lebih dari itu, orang-orang beriman juga mampu memaafkan walau sebenarnya mereka benar dan orang lain salah. Ketika memaafkan, mereka tidak membedakan antara kesalahan besar dan kecil. Seseorang dapat saja sangat menyakiti mereka tanpa sengaja. Akan tetapi, orang-orang beriman tahu bahwa segala sesuatu terjadi menurut kehendak Allah, dan berjalan sesuai takdir tertentu, dan karena itu, mereka berserah diri dengan peristiwa ini, tidak pernah terbelenggu oleh amarah.

Menurut penelitian terakhir, para ilmuwan Amerika membuktikan bahwa mereka yang mampu memaafkan adalah lebih sehat baik jiwa maupun raga. Orang-orang yang diteliti menyatakan bahwa penderitaan mereka berkurang setelah memaafkan orang yang menyakiti mereka. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang belajar memaafkan merasa lebih baik, tidak hanya secara batiniyah namun juga jasmaniyah. Sebagai contoh, telah dibuktikan bahwa berdasarkan penelitian, gejala-gejala pada kejiwaan dan tubuh seperti sakit punggung akibat stress [tekanan jiwa], susah tidur dan sakit perut sangatlah berkurang pada orang-orang ini.


Memaafkan, adalah salah satu perilaku yang membuat orang tetap sehat, dan sebuah sikap mulia yang seharusnya diamalkan setiap orang

Dalam bukunya, Forgive for Good [Maafkanlah demi Kebaikan], Dr. Frederic Luskin menjelaskan sifat pemaaf sebagai resep yang telah terbukti bagi kesehatan dan kebahagiaan. Buku tersebut memaparkan bagaimana sifat pemaaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan, kesabaran dan percaya diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan, lemah semangat dan stres. Menurut Dr. Luskin, kemarahan yang dipelihara menyebabkan dampak ragawi yang dapat teramati pada diri seseorang. Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa:

Permasalahan tentang kemarahan jangka panjang atau yang tak berkesudahan adalah kita telah melihatnya menyetel ulang sistem pengatur suhu di dalam tubuh. Ketika Anda terbiasa dengan kemarahan tingkat rendah sepanjang waktu, Anda tidak menyadari seperti apa normal itu. Hal tersebut menyebabkan semacam aliran adrenalin yang membuat orang terbiasa. Hal itu membakar tubuh dan menjadikannya sulit berpikir jernih – memperburuk keadaan.

Sebuah tulisan berjudul "Forgiveness" [Memaafkan], yang diterbitkan Healing Current Magazine [Majalah Penyembuhan Masa Kini] edisi bulan September-Oktober 1996, menyebutkan bahwa kemarahan terhadap seseorang atau suatu peristiwa menimbulkan emosi negatif dalam diri orang, dan merusak keseimbangan emosional bahkan kesehatan jasmani mereka. Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa orang menyadari setelah beberapa saat bahwa kemarahan itu mengganggu mereka, dan kemudian berkeinginan memperbaiki kerusakan hubungan. Jadi, mereka mengambil langkah-langkah untuk memaafkan. Disebutkan pula bahwa, meskipun mereka tahan dengan segala hal itu, orang tidak ingin menghabiskan waktu-waktu berharga dari hidup mereka dalam kemarahan dan kegelisahan, dan lebih suka memaafkan diri mereka sendiri dan orang lain.

Semua penelitian yang ada menunjukkan bahwa kemarahan adalah sebuah keadaan pikiran yang sangat merusak kesehatan manusia. Memaafkan, di sisi lain, meskipun terasa berat, terasa membahagiakan, satu bagian dari akhlak terpuji, yang menghilangkan segala dampak merusak dari kemarahan, dan membantu orang tersebut menikmati hidup yang sehat, baik secara lahir maupun batin. Namun, tujuan sebenarnya dari memaafkan –sebagaimana segala sesuatu lainnya – haruslah untuk mendapatkan ridha Allah. Kenyataan bahwa sifat-sifat akhlak seperti ini, dan bahwa manfaatnya telah dibuktikan secara ilmiah, telah dinyatakan dalam banyak ayat Al Qur’an, adalah satu saja dari banyak sumber kearifan yang dikandungnya.

Rabu, 17 Juni 2009

Love = Waiting 4 A Bus.... Ada Benernya Sih...

Cinta itu sama seperti orang yg sedang menunggu bis
Sebuah bis datang, dan kamu bilang,
"Wah..terlalu penuh, sumpek, bakalan nggak bisa duduk nyaman neh!
Aku tunggu bis berikutnya aja deh."

Kemudian, bis berikutnya datang.
Kamu melihatnya dan berkata,
"Aduh bisnya kurang asik nih, nggak bagus lagi.. nggak mau ah.."

Bis selanjutnya datang, cool dan kamu berminat,
tapi seakan-akan dia tidak melihatmu dan lewat begitu saja.

Bis keempat berhenti di depan kamu.
Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kamu bilang,
"Nggak ada AC nih, bisa kepanasan aku".
Maka kamu membiarkan bis keempat itu pergi.

Waktu terus berlalu,
kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi ke kantor.

Ketika bis kelima datang,
kamu sudah tak sabar,
kamu langsung melompat masuk ke dalamnya.
Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bis.
Bis tersebut jurusannya bukan yang kamu tuju!
Dan kau baru sadar telah menyiakan waktumu sekian lama.

Moral dari cerita ini :
sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar 'ideal'
untuk menjadi pasangan hidupnya.
Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan kita.
Dan kamu pun sekali-kali tidak akan pernah bisa menjadi 100% sesuai
keinginan dia. Tidak ada salahnya memiliki 'persyaratan' untuk 'calon',
tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di
depan kita.
Tentunya dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju.

Apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat.
tapi kamu masih bisa berteriak 'Kiri' ! dan keluar dengan sopan.
Maka memberi kesempatan pada yang berhenti di depanmu,
semuanya bergantung pada keputusanmu.
Daripada kita harus jalan kaki sendiri menuju kantormu,
dalam arti menjalani hidup ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi.

Cerita ini juga berarti,
kalau kebetulan kamu menemukan bis yang kosong,
kamu sukai dan bisa kamu percayai,
dan tentunya sejurusan dengan tujuanmu,
kamu dapat berusaha sebisamu untuk menghentikan bis tersebut di
depanmu,
agar dia dapat memberi kesempatan kepadamu untuk masuk ke dalamnya.
Karena menemukan yang seperti itu
adalah suatu berkah yang sangat berharga dan sangat berarti.
Bagimu sendiri, dan bagi dia.


Apakah cinta itu??

Mereka yang tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab,
Mereka yang bermain dengannya, menyebutnya sebuah permainan,
Mereka yang tidak memilikinya, menyebutnya sebuah impian,
Mereka yang mencintai, menyebutnya takdir.

Kadang Tuhan yang mengetahui yang terbaik, akan memberi kesusahan untuk menguji kita. Kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmat-Nya bias tertanam dalam.

Jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan di baliknya. Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti, namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.

Mengapa menunggu?
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesagesa.
Karena walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tidak ingin sembrono.
Karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita cintai, kita tidak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian itu.
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan duhulu,
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu,
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu.

Pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yang kita inginkan, ketimbang memilih apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang kita cintai, ketimbang memuaskan diri dengan apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat, Karena hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah, karena menunggu mempunyai tujuan yang mulia dan misterius.

Perlu kau ketahui bahwa Bunga tidak mekar dalam waktu semalam,
Kota Roma tidak dibangun dalam sehari,
Kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan,

Cinta yang agung terus bertumbuh selama kehidupan.
Kebanyakan hal yang indah dalam hidup memerlukan waktu yang lama, Dan penantian kita tidaklah sia-sia.

Walaupun menunggu membutuhkan banyak hal - iman, keberanian, dan
pengharapan - penantian menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorangpun bayangkan.
Pada akhirnya. Tuhan dalam segala hikmat-Nya, meminta kita menunggu, karena alasan yang penting.


Pasangan dari Tuhan

Bertahun-tahun yang lalu, Aku berdoa kepada Tuhan untuk memberikan pasangan hidup, "Engkau tidak memiliki pasangan karena engkau tidak memintanya", Tuhan menjawab. Tidak hanya Aku meminta kepada Tuhan, Aku menjelaskan kriteria pasangan yang kuinginkan. Aku menginginkan pasangan yang baik hati, lembut, mudah mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian, pintar, humoris, penuh perhatian. Aku bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut secara fisik yang selama ini kuimpikan. Sejalan dengan berlalunya waktu, Aku menambahkan daftar kriteria yang kuinginkan dalam pasanganku.

Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hatiku," Hamba-Ku, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan. " Aku bertanya, "Mengapa Tuhan?" dan Ia menjawab, " Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar." " Aku bertanya lagi, "Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa yang aku pinta dari-Mu?" " Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskannya kepada-Mu, Adalah suatu ketidak adilan dan ketidak benaran bagi-Ku untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagi-Ku untuk memberikan seseorang yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika terkadang engkau masih kasar, atau memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam, atau seseorang yang mudah mengampuni tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam, seseorang yang sensitif, namun engkau sendiri tidak..."

Kemudian Ia berkata kepadaku, "Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semuanya itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu, dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu.

Pernikahan adalah seperti sekolah - suatu pendidikan jangka panjang.
Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanya bertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid. Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu seseorang yang dapat tumbuh bersamamu."


Pilih mana???

Suatu ketika, ada seorang perempuan yang kembali pulang ke rumah,dan ia melihat ada 3 orang laki-laki berjanggut yang duduk di halaman depan. Perempuan itu tidak mengenal mereka semua. Perempuan itu berkata: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk menganjal perut. Laki-laki berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang? Perempuan itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar. "Oh kalau begitu,
kami tak ingin masuk.

Kami akan menunggu sampai suami mu kembali, kata laki-laki itu. Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini.

Perempuan itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. "Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama" , kata laki-laki itu hampir bersamaan."Lho, kenapa? tanya perempuan itu karena merasa heran.

Salah seorang laki-laki itu berkata, "Nama dia Kekayaan,"katanya sambil menunjuk seorang laki-laki berjanggut di sebelahnya, dan "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu laki-laki berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba Tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu.

Perempuan itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan laki-laki di luar. Suaminya pun merasa heran. "Oh...menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan. Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen gandum kita. "Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih
baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta. Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita.

Perempuan itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 laki-laki itu. "Siapa diantara Anda yang bernama Cinta? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini. Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Oh..ternyata, kedua laki-laki berjanggut lainnya pun ikut serta.

Karena merasa ganjil, perempuan itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga? Kedua laki-laki yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya.

Dimana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta.
Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bias melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini.


Cinta Tanpa syarat

Dikisahkan, ada sebuah keluarga besar. Kakek dan nenek mereka merupakan pasangan suami istri yang tampak serasi dan selalu harmonis satu sama lain. Suatu hari, saat berkumpul bersama, si cucu bertanya kepada mereka berdua, "Kakek, Nenek, tolong beritahu kepada kami resep akur dan cara Kakek dan Nenek mempertahan cinta selama ini agar kami yang muda-muda bisa belajar."

Mendengar pertanyaan itu, sesaat kakek dan nenek beradu pandang sambil saling melempar senyum. Dari tatapan keduanya, terpancar rasa kasih yang mendalam di antara mereka. "Aha, Nenek yang akan bercerita dan menjawab pertanyaan kalian," kata kakek.

Sambil menerawang ke masa lalu, nenek pun memulai kisahnya. "Ini pengalaman kakek dan nenek yang tak mungkin terlupakan dan rasanya perlu kalian dengar dengan baik. Suatu hari, kami berdua terlibat obrolan tentang sebuah artikel di majalah yang berjudul ‘bagaimana memperkuat tali pernikahan'. Di sana dituliskan, masing-masing dari kita diminta mencatat hal-hal yang kurang disukai dari pasangan kita. Kemudian,
dibahas cara untuk mengubahnya agar ikatan tali pernikahan bisa lebih kuat dan bahagia. Nah, malam itu, kami sepakat berpisah kamar dan mencatat apa saja yang tidak disukai. Esoknya, selesai sarapan, nenek memulai lebih dulu membacakan daftar dosa kakekmu sepanjang kurang lebih tiga halaman. Kalau dipikir-pikir, ternyata banyak juga, dan herannya lagi, sebegitu banyak yang tidak disukai, tetapi tetap saja kakek kalian menjadi suami tercinta nenekmu ini," kata nenek sambil tertawa. Mata
tuanya tampak berkaca-kaca mengenang kembali saat itu.

Lalu nenek melanjutkan, "Nenek membacanya hingga selesai dan kelelahan. Dan, sekarang giliran kakekmu yang melanjutakan bercerita." Dengan suara perlahan, si kakek meneruskan. "Pagi itu, kakek membawa kertas juga, tetapi.... kosong. kakek tidak mencatat sesuatu pun di kertas itu. Kakek merasa nenekmu adalah wanita yang kakek cintai apa adanya, kakek tidak ingin mengubahnya sedikit pun. Nenekmu cantik, baik hati, dan mau menikahi kakekmu ini, itu sudah lebih dari cukup bagi kakek."

Nenek segera menimpali, "Nenek sungguh sangat tersentuh oleh pernyataan kakekmu itu sehingga sejak saat itu, tidak ada masalah atau sesuatu apa pun yang cukup besar yang dapat menyebabkan kami bertengkar dan mengurangi perasaan cinta kami berdua."

Sering kali di kehidupan ini, kita lebih banyak menghabiskan waktu dan energi untuk memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan, dan yang menyakitkan. Padahal, pada saat yang sama kita pun sebenarnya punya kemampuan untuk bisa menemukan banyak hal indah di sekeliling kita. Saya yakin dan percaya, kita akan menjadi manusia yang berbahagia jika kita mampu berbuat, melihat, dan bersyukur atas hal-hal baik di kehidupan ini dan senantiasa mencoba untuk melupakan yang buruk yang pernah terjadi. Dengan demikian, hidup akan dipenuhi dengan keindahan, pengharapan, dan kedamaian.